Sunday, July 13, 2008

Tanya Kombucha

Selasa, 30 Juli 2002
Kombucha (Jamur Teh)
Pertanyaan, Pengasuh yang terhormat,Baru-baru ini saya diberi seorang teman sejenis obat tradisional yang disebut jamur teh. Cairan jamur teh ini katanya memiliki berbagai khasiat obat, antara lain dapat menyembuhkan kanker, sakit gula dan darah tinggi. Jamur ini bisa dipelihara berbulan-bulan asal setiap hari diberi teh manis. Yang diminum sebagai obat adalah cairan perendam jamur teh ini.

Sebelum mengkonsumsinya, saya ingin mendapat informasi yang lebih jelas tentang jamur teh ini dari pengasuh, apakah memang benar dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang disebutkan tadi. Apakah sudah ada penelitian yang dilakukan untuk mengkonfirmasi khasiat jamur teh ini ? Apakah mengkonsumsi cairan jamur teh ini setiap hari tidak membahayakan kesehatan ?

Jamur teh yang saya pelihara saat ini bagian atasnya agak mengering dan berwarna kecoklat-coklatan. Apa yang harus dilakukan untuk menumbuhkannya kembali ? Terima kasih atas penjelasan yang diberikan.

Ahmad Cik, Jakarta Timur

Jawab

Pak Ahmad Cik yang baik,
Cairan jamur teh yang Bapak maksudkan ini biasa disebut Kombucha. Jamur teh penghasil Kombucha ini memang dapat dipelihara selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan "diberi makanan" berupa teh manis. Setelah beberapa hari teh manis ini akan diubah oleh jamur teh menjadi cairan yang rasanya asam yang disebut Kombucha tadi.

Kombucha adalah salah satu probiotik yang saat ini memang sedang populer, baik di negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia dan China, juga di negara-negara Eropa dan Amerika. Di negara-negara tersebut Kombucha dikenal dengan nama Tea fungus, Fungus japonicas, Fungojapon, Indo-Japanese tea fungus, Cembuya orientalis, Combuchu, Tschambucco, Volga spring, Mo-Gu, Champignon de longue vie, Tea Kvas, Teakwass, Kwassan, Kargasok Tea, Kocha kinoko, Manchurian mushroom tea, dan lain sebagainya. Di negara-negara ini Kombucha bahkan sudah secara luas diperjual-belikan dalam bentuk minuman kesehatan yang diproduksi dalam jumlah besar. Sama seperti ekstrak mengkudu atau ekstrak noni yang saat ini sedang populer di
Indonesia. Jamur teh ini konon sudah dikenal dan digunakan untuk pengobatan sejak zaman Kaisar Cina Dinasti Tsing pada 221 tahun sebelum Masehi. Konon katanya pada saat itu Kombucha dipercaya sebagai obat dewa yang dapat membuat awet muda dan menyembuhkan segala macam penyakit, sehingga disebut "the Divine Tsche" atau "the remedy for immortality".

Sebagaimana beberapa makanan kesehatan atau obat tradisional lainnya, klaim khasiat kombucha pada hemat saya juga cenderung agak berlebihan.
Para pembuat dan penggemar Kombucha sering menyatakan bahwa Kombucha dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit mulai yang ringan sampai yang berat, mulai batuk pilek dan pusing-pusing sampai darah tinggi dan diabetes, bahkan kanker dan AIDS. Dari sudut ilmu kedokteran konvensional, klaim sebagai "obat dewa" atau obat segala penyakit seperti ini jelas tidak dapat diterima. Namun, ilmu kedokteran alternatif biasanya memandang hal ini dengan kacamata yang lebih "moderate".

Diperkirakan, khasiat Kombucha adalah meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh secara umum. Dengan demikian, penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan terutama yang merupakan penyakit degeneratif dan bukan disebabkan kuman penyakit, kemungkinan dapat diatasi. Namun jika penyakit tersebut cukup parah, sebaiknya jangan terlalu berani mengambil risiko mengobati hanya dengan menggunakan makanan kesehatan atau obat tradisional seperti ini. Sebab pada umumnya obat tradisional bekerja lebih lambat dan memerlukan waktu lebih panjang untuk menunjukkan efeknya. Dikhawatirkan, kecepatan perjalanan penyakit (untuk menjadi lebih parah) lebih cepat daripada kecepatan obat ini untuk menyembuhkan. Sikap yang arif adalah menggunakannya sebagai makanan tambahan peningkat kesehatan dalam upaya pencegahan berbagai gangguan kesehatan.
Pak Ahmad Cik yang baik,

Dalam mengkonsumsi makanan kesehatan atau obat tradisional yang paling perlu kita perhatikan adalah keamanan penggunaannya. Sikap Bapak untuk berhati-hati dan mencari informasi terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi Kombucha adalah sikap yang sangat baik dan perlu ditiru. Jamur teh penghasil cairan Kombucha adalah campuran beberapa mikroba berupa bakteri dan ragi yang tidak berbahaya, antara lain Saccharomyces cerevisiae, Candida validda, Candida lambia dan Pichia fermentans. Namun demikian, jika pemeliharaannya kurang bersih dan tidak hati-hati, dapat saja pada kultur (biakan) jamur teh tersebut tumbuh mikroba yang berbahaya yang berasal dari udara, air atau kotoran yang masuk ke dalam kultur, yang justru akan menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Oleh sebab itu Anda harus memeliharanya dengan cermat dan bersih, agar tidak tercemar mikroba lain yang tidak dikehendaki.

Di dalam cairan Kombucha terdapat beberapa senyawa yang dihasilkan oleh kultur mikroba Kombucha, antara lain fruktosa, asam asetat (cuka), asam sakarat, asam glukonat, asam-asam keto dan beberapa senyawa polifenol. Walaupun belum dapat dijelaskan secara ilmiah bagaimana efek senyawa-senyawa tersebut dalam meningkatkan kesehatan, namun dapat dipastikan bahwa senyawa-senyawa tersebut cukup aman dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan. Konsumsi Kombucha yang disarankan adalah 2 sampai 3 kali sehari, setiap kali sekitar 100 ml (sekitar setengah gelas belimbing). Namun, selama mengkonsumsi Kombucha Anda juga harus cermat mengikuti perkembangan kesehatan tubuh Anda. Jika justru terjadi gangguan kesehatan, misalnya lambung Anda menjadi perih (karena Kombucha mengandung cukup banyak asam) atau sering timbul rasa mual, sebaiknya konsumsi Kombucha Anda hentikan.

Sebagai informasi tambahan dapat saya sampaikan bahwa pada tahun 1995, menanggapi maraknya konsumsi dan pertanyaan tentang Kombucha di Amerika Serikat, US-FDA (United States Food and Drug Administration), badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan bahwa FDA tidak menyetujui penggunaan Kombucha untuk mengobati gangguan kesehatan apapun. Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan FDA menyimpulkan bahwa mikroba-mikroba yang terkandung di dalam kultur jamur teh tersebut tidak ada yang patogen (dapat menyebabkan penyakit) dan toksik (beracun).

Jadi, tidak ada salahnya Anda memelihara jamur teh dan mengkonsumsi Kombucha sepanjang tidak berlebihan dan Anda berhati-hati memeliharanya sehingga tidak terjadi kontaminasi mikroba patogen atau mikroba toksik ke dalam kultur jamur teh yang Anda pelihara. Anda juga sebaiknya berhati-hati memilih wadah Kombucha, sebab Kombucha mengandung asam dalam jumlah cukup banyak disamping juga sedikit etil alkohol hasil fermentasi.

Asam dan alkohol ini dapat melarutkan zat warna dan beberapa logam dari wadahnya. Zat-zat ini kemungkinan bersifat toksik dan justru membuat kesehatan Anda terganggu. Jadi sebaiknya Anda tidak menggunakan wadah atau alat pengaduk yang terbuat dari keramik berwarna atau yang terbuat dari logam. Sebaiknya gunakan wadah yang terbuat dari keramik yang tidak diwarnai dan tidak diberi motif.

Jamur teh yang bagian atasnya mengering masih dapat dipelihara terus setelah Anda membuang lapisan tersebut. Lapisan yang mengering dan berwarna coklat menandakan, bahwa jamur di lapisan ini sudah mati.

Biasanya jamur teh tumbuh membentuk lapisan-lapisan yang cukup mudah dilepaskan satu sama lain. Namun jika agak sukar, Anda dapat mengirisnya dengan pisau, kemudian bagian kultur jamur yang masih baik dibilas dengan air matang (jangan yang panas atau terlalu dingin, sebaiknya yang didinginkan pada suhu kamar), lalu mulai dipelihara kembali. Demikian penjelasan singkat yang dapat kami berikan, mudah-mudahan bermanfaat. Salam. Dr Ernawati Sinaga MS Apt ( )

Sumber Data: http://202.155.15.208/suplemen/
cetak_detail.asp?mid=2&id=86397&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=204

No comments:

Post a Comment