Thursday, September 19, 2013

11 mitos tentang kebahagiaan.

Beberapa hal – seperti cokelat, film drama, dan seprai bersih – hampir semuanya menjamin untuk meningkatkan suasana hati Anda. Namun ketika berbicara tentang mewujudkan kebahagiaan sejati, ada banyak kesalahpahaman yang terjadi.

Shawn Achor, penulis buku “Before Happiness: The 5 Hidden Keys to Achieving Success, Spreading Happiness, and Sustaining Positive Change”, mematahkan banyak mitos yang berkembang tentang menemukan kebahagiaan.

Mitos #1: Bahagia itu turunan
Benar bahwa beberapa orang dilahirkan cenderung lebih bahagia, tapi seperti kebanyakan hal, gen Anda menyumbang hanya setengah hal tersebut. “Anda harus mengajari diri Anda untuk bersikap lebih optimistis dan bahagia seperti ketika belajar sebuah bahasa baru,” ungkap Achor. “Anda hanya bisa bahagia jika Anda melakukan kebiasaan positif dalam hidup Anda.”

Mitos #2: Karier yang sukses membuat Anda lebih bahagia
Mendapatkan jabatan tinggi di kantor tidak menjamin kebahagiaan, kata Achor. “Anda bisa saja mengejar kesuksesan sepanjang hidup Anda, tapi kebahagiaan Anda tetap sama.” Penelitiannya menemukan bahwa, meskipun Anda bekerja untuk meningkatkan kebahagiaan Anda saat ini, kesuksesan pekerjaan Anda di masa depan juga akan meningkat. “Kebahagiaan sesungguhnya adalah bahan bakar untuk kesuksesan – bukan sebaliknya.”

Mitos#3: Kebahagiaan bergantung pada keadaan eksternal
Kebanyakan orang berpikir bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk merasa bahagia sedangkan karier/hubungan/kehidupan sosial mereka sedang ada di titik rendah. “Kami menemukan bahwa hanya 10 persen dari kebahagiaan jangka panjang mereka terpengaruh dari dunia eksternal, sementara 90 persen didasarkan pada bagaimana otak Anda menjalani hidup,” kata Achor. Dan itu merupakan kabar baik karena, meski Anda tidak mampu mengubah keadaan, Anda bisa mengubah persepsi Anda tentang keadaan tersebut.

Mitos #4: Uang tidak bisa membeli kebahagiaan
Menurut penelitian, menghabiskan uang untuk mendapatkan pengalaman (seperti liburan) bukan hal-hal yang bersifat materi (seperti sepatu baru) dapat menciptakan kebahagiaan yang lebih besar, kata Achor. Dan penelitian lain mengatakan bahwa menghabiskannya dengan kegiatan dengan orang lain (seperti pergi bersama teman-teman, mendonasikannya untuk amal, atau membeli bunga untuk ibu Anda) secara signifikan dapat meningkatkan kebahagiaan Anda, kata Achor. Intinya: Habiskan uang Anda dengan cara yang bijaksana untuk mendapatkan manfaat terbaik.

Mitos #5: Orang yang bahagia itu bodoh atau naif
Optimisme yang irasional tentunya bukanlah hal yang ideal, namun jika Anda bahagia dan realistis, Anda akan mendapatkan keuntungan yang besar. Malah, ketika otak Anda bahagia maka itu akan meningkatkan kreativitas, tingkat kecerdasan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ujar Achor.

Mitos #6: Kebahagiaan tidak akan memengaruhi kinerja Anda
“Banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan tidak ada kaitannya dengan kinerja,” ujar Achor. “Tapi ini adalah sebuah keuntungan yang luar biasa di sekolah, olahraga dan tempat kerja.” Butuh bukti? Penelitian menunjukkan bahwa dokter yang merasa bahagia memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, penjual yang lebih bahagia memiliki tingkat penjualan yang lebih tinggi, dan atlet yang bahagia dapat bangkit dari kekalahan lebih cepat, kata Anchor. “Otak manusia hanya bekerja lebih baik saat Anda dalam suasana hati yang positif.”

Mitos #7: Teman-teman Anda yang negatif hanya membuat Anda terpuruk
Meski benar bahwa Anda dapat terpengaruh oleh sudut pandang negatif teman-teman Anda, sisi positif Anda sendiri juga dapat menyebabkan mereka bahagia - jadi Anda tidak perlu mencampakkan mereka. Menurut Achor, positif dan negatif keduanya sama-sama menular, namun studi menunjukkan bahwa orang yang lebih ekspresif - baik secara verbal atau nonverbal – lebih membawa pengaruh. Jadi alih-alih meninggalkan teman Anda yang selalu negatif, mulailah percakapan yang positif dan riang saat menanggapi mereka. Anda juga bisa menggunakan jejaring sosial untuk menebarkan pikiran positif Anda.

Mitos #8: Stres menghancurkan kebahagiaan Anda
Studi menunjukkan bahwa stres sebenarnya dapat mempercepat proses kognitif, meningkatkan memori, dan memperdalam ikatan sosial. “Pola pikir Anda mengenai stres memperkirakan bagaimana stres itu akan memengaruhi Anda,” kata Anchor.

Sarannya: Berpikirlah tentang saat-saat ketika Anda berhasil menghadapi stres, catat hal tersebut dalam tulisan, dan tampilkan di tempat yang mudah dilihat sehingga Anda akan selalu diingatkan oleh catatan tersebut setiap hari. “Otak Anda akan mempraktikan apa yang dilihatnya, jadi semakin sering Anda melihatnya, semakin otak Anda dapat meredam stres,” kata Anchor.

Mitos #9: Olahraga hanya memberi Anda kesenangan sesaat
Anda tahu bahwa Anda dapat dengan cepat mendapatkan semangat setelah berolahraga, namun olahraga juga memiliki manfaat jangka panjang yang luar biasa. “Kami menemukan bahwa latihan kardio selama 30 menit yang dilakukan beberapa kali dalam sepekan selama enam bulan setara dengan mengonsumsi antidepresan namun menunjukkan tingkat kambuh yang lebih rendah,” kata Anchor. “Olahraga sangat ampuh karena itu adalah obat untuk pelarian. Anda akan mulai meyakini bahwa perilaku Anda pentign.”

Mitos #10: Kebahagiaan bukan berarti tidak pernah negatif
Anda tidak perlu memakai kacamata warna-warni lucu sepanjang hari untuk membuat Anda merasa bahagia. Malah, hal itu akan menjadi bumerang. “Jika Anda menyangkal tidak ada hal negatif yang Anda rasakan, itu akan membuat Anda lebih stres,” kata Anchor. Namun jika Anda bisa mengetahui alasan Anda merasa sedih dan cara untuk mengubahnya, Anda lebih baik daripada seseorang yang selalu merepresi emosi tersebut, kata Anchor.

Mitos #11: Kebahagiaan itu sekadar pola pikir
Ketika Anda jatuh dalam keterpurukan, Anda mungkin pernah disuruh untuk bangkit atau memutuskan untuk menjadi lebih bahagia. Namun menurut Anchor, tidak mudah semudah itu. “Kecuali Anda mengubah perilaku Anda, perubahan pola pikir itu tidak akan bertahan lama.”(dh/kn/ik)

No comments:

Post a Comment