Bencana alam yang melanda negara Filipina pada 8 November 2013 kemarin, mengisahkan tragedi keajaiban.
Kekuatan Topan Haiyan memang besar. Hembusan angin yang mencapai 315 kilometer per jam dan disertai hujan deras, memicu terjadinya banjir di beberapa wilayah yang dilintasi oleh badai tersebut.
Seorang siswa berusia 19 tahun di Tacloban, bertahan menghadapai angin topan hanya dengan ditemani sang ayah yang sedang sakit. Namun kuatnya angin menggerakan rumah mereka ke dalam air dan membawa keduanya hanyut.
"Kami saling berpegangan disaat rumah kami hanyut. Namun pada akhirnya kami tidak bisa bertahan. Saya tidak bisa menyelamatkan ayah karena terlalu licin dan dia tenggelam. Saya hanya pasrah tidak bisa bertemua dengannya," ujar Marvin Daga, seperti dikutip Associated Press, Selasa (12/11/2013).
Seorang misionaris Amerika Serikat (AS), Larry Womack dan istrinya, turut mengisahkan tentang angin topan yang mereka hadapi. Misionaris yang sudah lama tinggal di Tacloban tersebut, menceritakan dirinya bertahan di dinding atap rumah mereka ketika Topan Haiyan memicu terjadi gelombang laut besar.
Rumah Womack berada di tepi pantai. Ketika topan datang, gelombang laut pun menghampiri rumahnya dan dengan seketika menyelimutinya dengan air.
"Saya melihat ada gelombang air melintas di kepala saya," lanjutnya.
Di tengah tragedi yang terjadi, ada keajaiban pula yang dialami. Seorang perempuan berusia 21 tahun yang tengah mengandung, berhasil melahirkan bayinya dengan selamat. Emilia Ortega melahirkan bayi perempuan bernama Bea Joy Sagales.
Ortega berada di tempat penampungan ketika topan melanda Jumat 8 November 2013 lalu. Namun, tempat penampungan itu pun hancur dihantam angin dan Ortega berenang menyeberang dari tempat penampungan di Tacloban menuju sebuah bandara yang ditutup akibat topan.
Dirinya berhasil bertahan dan melahirkan bayinya di menara kendali bandara. Suaminya yang tengah berada di Manila, tidak mengetahui apa yang telah dialami sang istri.
Kekuatan Topan Haiyan memang besar. Hembusan angin yang mencapai 315 kilometer per jam dan disertai hujan deras, memicu terjadinya banjir di beberapa wilayah yang dilintasi oleh badai tersebut.
Seorang siswa berusia 19 tahun di Tacloban, bertahan menghadapai angin topan hanya dengan ditemani sang ayah yang sedang sakit. Namun kuatnya angin menggerakan rumah mereka ke dalam air dan membawa keduanya hanyut.
"Kami saling berpegangan disaat rumah kami hanyut. Namun pada akhirnya kami tidak bisa bertahan. Saya tidak bisa menyelamatkan ayah karena terlalu licin dan dia tenggelam. Saya hanya pasrah tidak bisa bertemua dengannya," ujar Marvin Daga, seperti dikutip Associated Press, Selasa (12/11/2013).
Seorang misionaris Amerika Serikat (AS), Larry Womack dan istrinya, turut mengisahkan tentang angin topan yang mereka hadapi. Misionaris yang sudah lama tinggal di Tacloban tersebut, menceritakan dirinya bertahan di dinding atap rumah mereka ketika Topan Haiyan memicu terjadi gelombang laut besar.
Rumah Womack berada di tepi pantai. Ketika topan datang, gelombang laut pun menghampiri rumahnya dan dengan seketika menyelimutinya dengan air.
"Saya melihat ada gelombang air melintas di kepala saya," lanjutnya.
Di tengah tragedi yang terjadi, ada keajaiban pula yang dialami. Seorang perempuan berusia 21 tahun yang tengah mengandung, berhasil melahirkan bayinya dengan selamat. Emilia Ortega melahirkan bayi perempuan bernama Bea Joy Sagales.
Ortega berada di tempat penampungan ketika topan melanda Jumat 8 November 2013 lalu. Namun, tempat penampungan itu pun hancur dihantam angin dan Ortega berenang menyeberang dari tempat penampungan di Tacloban menuju sebuah bandara yang ditutup akibat topan.
Dirinya berhasil bertahan dan melahirkan bayinya di menara kendali bandara. Suaminya yang tengah berada di Manila, tidak mengetahui apa yang telah dialami sang istri.
No comments:
Post a Comment