Thursday, May 16, 2013

Keunikan Murai Batu

Murai Batu siapa yang belum mengenalnya, dirasa-rasa hampir seluruh masyarakat cukup familiar dengan nama tersebut. Sebuah nama yang wujudnya memiliki keelokan suara yang menakjubkan, tatanan tubuh yang anggun, cukup jantan untuk memenangkan sebuah perlombaan burung yang kesemuanya ditujukan pada murai batu. Sehingga rasa takjub pun dihadiahkan bagi burung yang banyak dimiliki oleh pencinta burung ocehan. Sedari begitu banyak yang mengupas mengenai dari burung murai batu, mulai dari tips perawatannya, cara memilih bakalan yang baik, cara melatihnya, atau makanan yang baik untuknya, kesemuanya sudah barang tentu menjadi tulisan yang umumnya sudah dibaca oleh masyarakat luas. Tetapi dalam artikel ini akan membahas mengenai keunikan yang dimiliki oleh murai batu.

Umumnya burung murai batu jalur penyebarannya sudah ada di seluruh indonesia mulai dari Aceh sampai pada daratan kalimantan, tetapi penyebaran di luar negeri pun burung murai sendiri mendapat tempatnya ialah di Malaysia, Thailand, Filipina dan di beberapa daerah di Asia Tenggara lainnya dan beberapa di asia tengah serta selatan namun tidak sampai menginjak daratan eropa sehingga ini keunikannya hanya dimiliki oleh daratan benua asia.

Dari umur yang dimilikinya tidak kalah heboh dari ukuran tubuh yang mempunyai kisaran rata-rata 15-25 cm mampu menempuh hidup mencapai 10-15 tahun yang sangat jarang dimiliki jenis burung-burung lain pada umumnya.

Keunikan yang perlu dituliskan selanjutnya ialah dari ciri-ciri yang dimiliki untuk murai jantan pada umumnya mempunyai kepekatan pada bulu dan apabila di bagian atasnya hitam maka berwarna hitam dan berkilauan. Jika diternak pada umur satu tahunan umumnya kecacatan suara dapat dihindari. Bagi murai betina sendiri lebih kepada warna pudar yang dimilikinya baik di bagian pundaknya maupun dadanya yang kuning muda.

Selanjutnya, ketika sulitnya serangga didapat jika terjadi musim penghujan bagi burung murai sendiri untuk persediaan makanan di masa reproduksi maka cerdiknya diakali dengan mencari makanan sebelum musim penghujan datang sehingga nutrisi dapat dipenuhi dalam melakukan masa reproduksi di akhir musim penghujan.

Dari segi pecinta burung murai batu, kebanyakan hobiis lebih memilih murai batu Jambi yang alasannya berdasarkan keindahan suaranya serta lincah yang dimilikinya saat berkompetisi bersama burung-burung yang lain. Ini dapat didukung dari postur tubuh yang cukup sedang dan kisaran panjang ekor yang hanya 14-17 cm sehingga murai batu Jambi tidak memiliki beban yang berat di ekornya untuk mendukung keberhasilan eventnya.

Tak kala dari pada itu, di saat musim kawin jika murai batu dalam penangkaran yang bukan di alam liar. Keunggulan yang diberikannya ialah keriwetan peternak dalam menangani musim kawinnya. Perlunya pengaturan tingkat stress, harus bersihnya dari tikus, cicak, dan tokek. Serta untuk pejantannya menunjuk sikap yang sangat agresif kepada betina sehingga perlu pengaman khusus untuk mengharapkan minimnya resiko yang diderita murai batu betina. Menurut yang sudah-sudah, bagi peternak yang ingin menghasilkan anakan yang mempunyai semangat tempur yang tinggi serta suara merdu perlu mempersiapkan indukan jantan yang memang sudah mendapat juara dalam perlombaan burung kicauan bagi indukan betina cukup mencari yang mempunyai keelokan suara yang dimiliki indukan jantan, dan postur yang baik dimilikinya sehingga dapat menghasilkan keturunan yang sama baiknya dari indukannya.

Yang di akhir keunikan yang dimiliki murai batu ialah dari golongan dari keluarga Turdidae yang khasnya memiliki suara merdu. Khusus bagi murai batu adalah memiliki sifat yang cerdas karena kepandaiannya dalam menirukan suara yang didengarnya menjadikan keunikan yang tidak main-main untuk tidak dapat dimiliki burung-burung yang lain. Dan mudahnya jinak kepada manusia adalah polesan terakhir dari keunikan murai batu.

Dari itu tidaklah salah bagi pecinta burung ocehan untuk memilih murai batu yang sudah tidak diragukan lagi kebolehannya di kancah perlombaan burung yang sering diikutinya.

Oleh : Satria Dwi Saputro
Sumber:
http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/murai-batu.html

No comments:

Post a Comment