Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana membantah berlaku ringan tangan kepada sipir Lapas Pekanbaru, Riau. Dia menolak disebut telah menampar sipir penjara tersebut, saat melakukan penggerebekan transaksi narkotika dan obat terlarang pada Senin dini hari kemarin.
"Tidak benar berita yang mengatakan saya memukuli dan menampar petugas. Masa tampang saya tampang menampar," kata Denny di Kantor Kemenkum HAM, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Insiden dugaan pemukulan oleh Denny terjadi saat Kemenkumham dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapat informasi ada transaksi obat-obat terlarang di Lapas Pekan Baru pada Minggu malam kemarin. Denny pun berinisiatif menggerebek Lapas tersebut bersama BNN.
Menurut Denny, penggerebekan dilakukan pada pukul 02.00 WIB Senin dini hari. Kemenkum Ham dan BNN menggerebek lapas hingga pukul 06.30 WIB. "Proses berjalan lebih 3 sampai 4 jam. Ada tiga orang diambil. Satu bandar dan dua warga binaan," terang Denny.
Denny mengaku mengetuk pintu meminta masuk ke dalam Lapas. "Pintu dibuka sebentar, tapi ditutup lagi. Ada proses cukup lama, lebih dari lima menit tidak dibukakan," tutur Denny.
Denny komplain terhadap sikap sipir. Dia beralasan sejak mengadakan penggerebekan di Lapas Medan, Cipinang, hingga Lapas Tangerang, baru kali ini merasa dipersulit oleh petugas sipir. "Begitu dibuka, kemudian, saya tegur kenapa lama sekali. Kan tahu saya datang? Sipir bilang, iya Pak, saya takut," Denny mengutip perkataan sipir tersebut.
Menurut Denny, si sipir menunjuk pada petugas BNN bercadar lengkap dengan senjata. Nah, insiden dugaan kekerasan terjadi di babak ini. "Di situ ada petugas marah, lalu mukul. Saya justru menahan supaya tidak dibukul. Saya bilang berhenti, jangan dilanjutkan," terang Dia.
Denny membenarkan memang ada insiden pemukulan terhadap sipir penjara. Namun, Denny menegaskan bukan dia yang melakukan tindak kekerasan tersebut. "Ada yang harus saya klarifikasi. Saya agak suprise terima banyak telepon dan BBM dari beberapa teman ," kata Denny.
Tidak jelas siapa yang memukul sipir. Denny menolak membuka identitas si pemukul apakah dari Kemenkum HAM atau BNN.
Setelah insiden pemukulan tersebut, Denny berusaha membesarkan hati sipir penjara. Dia meminta maaf. "Saya membesarkan hati petugas. Saya minta maaf ada yang mukul. Tapi, saya bilang lain kali kalau ada begini langsung dibuka. Betul, saya minta maaf karena ada yang memukul," tegasnya.
"Tidak benar berita yang mengatakan saya memukuli dan menampar petugas. Masa tampang saya tampang menampar," kata Denny di Kantor Kemenkum HAM, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Insiden dugaan pemukulan oleh Denny terjadi saat Kemenkumham dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapat informasi ada transaksi obat-obat terlarang di Lapas Pekan Baru pada Minggu malam kemarin. Denny pun berinisiatif menggerebek Lapas tersebut bersama BNN.
Menurut Denny, penggerebekan dilakukan pada pukul 02.00 WIB Senin dini hari. Kemenkum Ham dan BNN menggerebek lapas hingga pukul 06.30 WIB. "Proses berjalan lebih 3 sampai 4 jam. Ada tiga orang diambil. Satu bandar dan dua warga binaan," terang Denny.
Denny mengaku mengetuk pintu meminta masuk ke dalam Lapas. "Pintu dibuka sebentar, tapi ditutup lagi. Ada proses cukup lama, lebih dari lima menit tidak dibukakan," tutur Denny.
Denny komplain terhadap sikap sipir. Dia beralasan sejak mengadakan penggerebekan di Lapas Medan, Cipinang, hingga Lapas Tangerang, baru kali ini merasa dipersulit oleh petugas sipir. "Begitu dibuka, kemudian, saya tegur kenapa lama sekali. Kan tahu saya datang? Sipir bilang, iya Pak, saya takut," Denny mengutip perkataan sipir tersebut.
Menurut Denny, si sipir menunjuk pada petugas BNN bercadar lengkap dengan senjata. Nah, insiden dugaan kekerasan terjadi di babak ini. "Di situ ada petugas marah, lalu mukul. Saya justru menahan supaya tidak dibukul. Saya bilang berhenti, jangan dilanjutkan," terang Dia.
Denny membenarkan memang ada insiden pemukulan terhadap sipir penjara. Namun, Denny menegaskan bukan dia yang melakukan tindak kekerasan tersebut. "Ada yang harus saya klarifikasi. Saya agak suprise terima banyak telepon dan BBM dari beberapa teman ," kata Denny.
Tidak jelas siapa yang memukul sipir. Denny menolak membuka identitas si pemukul apakah dari Kemenkum HAM atau BNN.
Setelah insiden pemukulan tersebut, Denny berusaha membesarkan hati sipir penjara. Dia meminta maaf. "Saya membesarkan hati petugas. Saya minta maaf ada yang mukul. Tapi, saya bilang lain kali kalau ada begini langsung dibuka. Betul, saya minta maaf karena ada yang memukul," tegasnya.
No comments:
Post a Comment