Seorang pendeta bernama Terry Jones bersama 20 pengikutnya di Florida kembali membakar Al-Qur'an pada Sabtu (28/4). Kali ini, mereka melakukan hal tersebut sebagai aksi protes terhadap penahanan seorang pendeta oleh pemerintah Iran.
Seperti dilansir NHK, usai membakar, mereka mempublikasikan rekaman video pembakaran kitab suci tersebut ke internet.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras pembakaran tersebut. Menurut mereka, aksi itu tidak masuk akal dan menghina Umat Islam. Kementerian juga mengklaim tindakan pendeta tersebut dapat memprovokasi Umat Islam di seluruh dunia.
Iran meminta pemerintah AS segera bertindak tegas agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Selain itu, Iran juga mendesak AS untuk meminta maaf.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Victoria Nuland Victoria Nuland, Senin (30/4), juga mengecam perbuatan tersebut. Baginya, itu adalah sebuah penghinaan. Namun, kementerian tidak menyatakan permintaan maafnya kepada Iran.
Sebelumnya, Jones juga telah membakar Alquran pada Maret tahun lalu. Aksinya tersebut memicu protes besar-besaran di Afghanistan dan negara-negara Islam lainnya.
Seperti dilansir NHK, usai membakar, mereka mempublikasikan rekaman video pembakaran kitab suci tersebut ke internet.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras pembakaran tersebut. Menurut mereka, aksi itu tidak masuk akal dan menghina Umat Islam. Kementerian juga mengklaim tindakan pendeta tersebut dapat memprovokasi Umat Islam di seluruh dunia.
Iran meminta pemerintah AS segera bertindak tegas agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Selain itu, Iran juga mendesak AS untuk meminta maaf.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Victoria Nuland Victoria Nuland, Senin (30/4), juga mengecam perbuatan tersebut. Baginya, itu adalah sebuah penghinaan. Namun, kementerian tidak menyatakan permintaan maafnya kepada Iran.
Sebelumnya, Jones juga telah membakar Alquran pada Maret tahun lalu. Aksinya tersebut memicu protes besar-besaran di Afghanistan dan negara-negara Islam lainnya.
No comments:
Post a Comment