Keberadaan bayi adalah hal yang paling membahagiakan dalam sebuah rumah tangga. Tidak semua pasangan dapat memiliki momongan dengan segera. Tak sedikit di antaranya memiliki masalah kesuburan yang baru diketahui setelah menikah.
Pada wanita yang usianya belum sampai 34 tahun, maka secara normal kemungkinan kesuburannya adalah 90%. Dengan catatan, bukan pengguna obat terlarang atau peminum alkohol.
Seperti dilansir suite101.com, Senin (25/6/2012), ada 6 petunjuk umum untuk mengetahui apakah seorang wanita masih subur atau tidak.
1. Periode menstruasi normal
Menstruasi teratur artinya ovulasi tejadi secara teratur dan tanda keseimbangan hormon. Periode menstruasi yang teratur juga dapat memungkinkan seorang wanita mengetahui kapankah saat terbaik untuk berhubungan dengan kemungkinan hamil yang tinggi.
Pada siklus menstruasi normal, yaitu selama 24 dan 35 hari, ovulasi umumnya terjadi pada sekitar pertengahan siklus. Tanda-tanda ovulasi adalah nyeri payudara, kembung, nyeri perut ringan, serta suhu tubuh dan gairah seks meningkat.
2. Berat badan normal
Berat badan yang tidak sehat akan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang mengganggu keberhasilan ovulasi. Dalam kasus yang ekstrim, ovulasi dapat terhenti sama sekali.
Pada wanita kurus, tubuh menghemat energi dengan cara menghentikan proses ovulasi. Jika ini terus berlanjut untuk jangka waktu yang panjang, ada kemungkinan akan menyebabkan mandul.
Wanita yang berolahraga berlebihan juga dapat menjadi mandul karena kurangnya lemak tubuh. Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko terserang sindrom ovarium polikistik yang dapat menyebabkan kemandulan permanen.
3. Tidak memakai alat kontrasepsi
Wanita yang telah menyuntik homon pengendali kelahiran membutuhkan waktu 1 tahun agar kesuburannya pulih kembali.. Tubuh harus mulai mengatur ulang periode menstruasi, juga mulai berovulasi secara berkala untuk meningkatkan kesuburan.
Meskipun siklus menstruasi sudah mulai normal lagi, ovulasi akan terjadi secara tidak teratur dan memang diperlukan waktu beberapa saat untuk normal lagi. Untungnya, hormon pengendalian kelahiran tidak menyebabkan mandul.
4. Bebas penyakit menular seksual
Wanita yang terinfeksi penyakit menular seksual lebih mungkin menjadi mandul. Penyakit seperti klamidia dan gonore menyebabkan penyakit radang panggul yang dapat menyebar ke organ reproduksi.
Infeksi menyebabkan jaringan parut muncul di saluran tuba, ovarium dan organ lainnya sehingga mencegah ovulasi dan mengurangi kemampuan untuk hamil.
5. Tidak merokok
Wanita perokok berat mengalami penurunan tingkat kesuburan sekitar 43% dan 3 kali lebih mungkin menjadi mandul dibandingkan wanita non-perokok. Kemungkinan ini meningkat lebih tinggi jika pasangannya juga merokok.
Bahan kimia dalam rokok merusak sel telur dan dapat mengganggu ovulasi. Tidak hanya dapat membuat susah hamil, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bayi keguguran dan lahir mati.
6. Tidak stres
Stres adalah salah satu faktor terbesar yang mengganggu kemampuan seorang wanita agar dapat hamil. Sayangnya, faktor risiko yang satu ini tak terhindarkan dari kehidupan.
Wanita stres memproduksi hormon kortisol dan prolaktin yang secara aktif mengganggu dan bahkan dapat menghentikan ovulasi. Jika hal ini terjadi untuk jangka waktu yang panjang, sistem kekebalan tubuh berkurang. Pada saat ini, kemungkinan untuk hamil akan menyusut karena kehamilan akan membahayakan fungsi dan kemampuan tubuh untuk mengatasi stres.
Sumber : DetikHealth.com
Pada wanita yang usianya belum sampai 34 tahun, maka secara normal kemungkinan kesuburannya adalah 90%. Dengan catatan, bukan pengguna obat terlarang atau peminum alkohol.
Seperti dilansir suite101.com, Senin (25/6/2012), ada 6 petunjuk umum untuk mengetahui apakah seorang wanita masih subur atau tidak.
1. Periode menstruasi normal
Menstruasi teratur artinya ovulasi tejadi secara teratur dan tanda keseimbangan hormon. Periode menstruasi yang teratur juga dapat memungkinkan seorang wanita mengetahui kapankah saat terbaik untuk berhubungan dengan kemungkinan hamil yang tinggi.
Pada siklus menstruasi normal, yaitu selama 24 dan 35 hari, ovulasi umumnya terjadi pada sekitar pertengahan siklus. Tanda-tanda ovulasi adalah nyeri payudara, kembung, nyeri perut ringan, serta suhu tubuh dan gairah seks meningkat.
2. Berat badan normal
Berat badan yang tidak sehat akan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang mengganggu keberhasilan ovulasi. Dalam kasus yang ekstrim, ovulasi dapat terhenti sama sekali.
Pada wanita kurus, tubuh menghemat energi dengan cara menghentikan proses ovulasi. Jika ini terus berlanjut untuk jangka waktu yang panjang, ada kemungkinan akan menyebabkan mandul.
Wanita yang berolahraga berlebihan juga dapat menjadi mandul karena kurangnya lemak tubuh. Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko terserang sindrom ovarium polikistik yang dapat menyebabkan kemandulan permanen.
3. Tidak memakai alat kontrasepsi
Wanita yang telah menyuntik homon pengendali kelahiran membutuhkan waktu 1 tahun agar kesuburannya pulih kembali.. Tubuh harus mulai mengatur ulang periode menstruasi, juga mulai berovulasi secara berkala untuk meningkatkan kesuburan.
Meskipun siklus menstruasi sudah mulai normal lagi, ovulasi akan terjadi secara tidak teratur dan memang diperlukan waktu beberapa saat untuk normal lagi. Untungnya, hormon pengendalian kelahiran tidak menyebabkan mandul.
4. Bebas penyakit menular seksual
Wanita yang terinfeksi penyakit menular seksual lebih mungkin menjadi mandul. Penyakit seperti klamidia dan gonore menyebabkan penyakit radang panggul yang dapat menyebar ke organ reproduksi.
Infeksi menyebabkan jaringan parut muncul di saluran tuba, ovarium dan organ lainnya sehingga mencegah ovulasi dan mengurangi kemampuan untuk hamil.
5. Tidak merokok
Wanita perokok berat mengalami penurunan tingkat kesuburan sekitar 43% dan 3 kali lebih mungkin menjadi mandul dibandingkan wanita non-perokok. Kemungkinan ini meningkat lebih tinggi jika pasangannya juga merokok.
Bahan kimia dalam rokok merusak sel telur dan dapat mengganggu ovulasi. Tidak hanya dapat membuat susah hamil, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bayi keguguran dan lahir mati.
6. Tidak stres
Stres adalah salah satu faktor terbesar yang mengganggu kemampuan seorang wanita agar dapat hamil. Sayangnya, faktor risiko yang satu ini tak terhindarkan dari kehidupan.
Wanita stres memproduksi hormon kortisol dan prolaktin yang secara aktif mengganggu dan bahkan dapat menghentikan ovulasi. Jika hal ini terjadi untuk jangka waktu yang panjang, sistem kekebalan tubuh berkurang. Pada saat ini, kemungkinan untuk hamil akan menyusut karena kehamilan akan membahayakan fungsi dan kemampuan tubuh untuk mengatasi stres.
Sumber : DetikHealth.com
No comments:
Post a Comment