Sudah lima orang tewas dalam bentrokan antarwarga di Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Jajaran Polri yang dibantu TNI sedang berusaha mengendalikan kedua kelompok masyarakat yang sedang bertikai itu.
Sumber di kepolisian menyebutkan, korban tewas itu bertambah pada bentrokan yang berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu pagi. "Pada bentrokan yang berlangsung Selasa hingga Rabu dini hari tadi, empat orang tewas dari kedua kelompok yang bertikai itu. Jadi, jumlah seluruh korban pada bentrokan ini sejak mulai pecah pada Minggu malam sudah lima orang," ungkap salah seorang personel Polres Tarakan yang tidak ingin disebutkan namanya saat dihubungi dari Samarinda, Rabu (29/9/2010).
Hingga Selasa pagi, kedua kelompok yang bertikai terus terlibat bentrokan di beberapa sudut Kota Tarakan. Bahkan, menurut beberapa warga, bentrokan semakin meluas hingga ke dalam kota.
Pagi ini diberitakan, satu korban kembali tewas. Identitasnya belum diketahui. Korban luka dikabarkan bernama Yudi dan Kalun. Sejumlah warga dan wartawan Tribun Kaltim yang dihubungi per telepon mengatakan, dua kelompok massa itu tiba-tiba berhadapan di simpang empat Grand Tarakan Mall dan bentrok, Selasa pukul 21.30 Wita. Semua aktivitas usaha langsung terhenti.
Sebelumnya, pada sore hari, satu rumah di kawasan Juata Kerikil dibakar sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya.
Awal pertikaian
Sebagaimana diberitakan, Senin lalu terjadi bentrokan dan kerusuhan di kota tersebut. Bentrokan melibatkan warga setempat dan warga pendatang.
Bentrokan dipicu kematian seorang tokoh adat yang juga imam masjid bernama Abdullah (45), Minggu malam. Abdullah meninggal dunia akibat menderita banyak luka tusukan setelah berupaya melerai perkelahian yang melibatkan anaknya.
Kepolisian Resor Kota Tarakan kemarin menyatakan telah menahan tiga tersangka penganiayaan/pengeroyokan Abdullah, yaitu Br (20), Aa (16), dan Ln (20).
Penangkapan ketiga tersangka itu terdengar oleh massa yang prihatin dan mendukung pihak korban. Mereka kemudian mendatangi Kantor Polresta Tarakan pukul 14.00 dan menuntut agar tersangka diserahkan kepada mereka. Bentrokan meluas di antara dua kubu yang bertikai.
Sumber di kepolisian menyebutkan, korban tewas itu bertambah pada bentrokan yang berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu pagi. "Pada bentrokan yang berlangsung Selasa hingga Rabu dini hari tadi, empat orang tewas dari kedua kelompok yang bertikai itu. Jadi, jumlah seluruh korban pada bentrokan ini sejak mulai pecah pada Minggu malam sudah lima orang," ungkap salah seorang personel Polres Tarakan yang tidak ingin disebutkan namanya saat dihubungi dari Samarinda, Rabu (29/9/2010).
Hingga Selasa pagi, kedua kelompok yang bertikai terus terlibat bentrokan di beberapa sudut Kota Tarakan. Bahkan, menurut beberapa warga, bentrokan semakin meluas hingga ke dalam kota.
Pagi ini diberitakan, satu korban kembali tewas. Identitasnya belum diketahui. Korban luka dikabarkan bernama Yudi dan Kalun. Sejumlah warga dan wartawan Tribun Kaltim yang dihubungi per telepon mengatakan, dua kelompok massa itu tiba-tiba berhadapan di simpang empat Grand Tarakan Mall dan bentrok, Selasa pukul 21.30 Wita. Semua aktivitas usaha langsung terhenti.
Sebelumnya, pada sore hari, satu rumah di kawasan Juata Kerikil dibakar sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya.
Awal pertikaian
Sebagaimana diberitakan, Senin lalu terjadi bentrokan dan kerusuhan di kota tersebut. Bentrokan melibatkan warga setempat dan warga pendatang.
Bentrokan dipicu kematian seorang tokoh adat yang juga imam masjid bernama Abdullah (45), Minggu malam. Abdullah meninggal dunia akibat menderita banyak luka tusukan setelah berupaya melerai perkelahian yang melibatkan anaknya.
Kepolisian Resor Kota Tarakan kemarin menyatakan telah menahan tiga tersangka penganiayaan/pengeroyokan Abdullah, yaitu Br (20), Aa (16), dan Ln (20).
Penangkapan ketiga tersangka itu terdengar oleh massa yang prihatin dan mendukung pihak korban. Mereka kemudian mendatangi Kantor Polresta Tarakan pukul 14.00 dan menuntut agar tersangka diserahkan kepada mereka. Bentrokan meluas di antara dua kubu yang bertikai.
No comments:
Post a Comment