MEMAAFKAN memang perbuatan mulia. Tapi, sering kali lebih mudah mengatakan daripada melakukannya. Ketika seseorang menyakiti Anda, sangat sulit menahan diri untuk tidak merasa dendam dan benci. Tapi, di hari nan fitri ini, mari sucikan hati dan belajar saling memaafkan.
Yang mengejutkan, memaafkan ternyata bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. ''Orang yang memaafkan menunjukkan lebih sedikit depresi, kemarahan dan stres, serta memiliki harapan lebih,'' kata Frederick Luskin, Ph.D, penulis buku 'Forgive for Good.'
''Jadi, memaafkan dapat membantu menghemat pemakaian dan kerusakan organ, mengurangi penggunaan sistem kekebalan tubuh dan memungkinkan orang merasa lebih penting,'' imbuhnya.
Penelitian menunjukkan, orang yang memaafkan memiliki lebih banyak energi, nafsu makan lebih baik, dan pola tidur yang lebih baik. Lantas, bagaimana cara memulai penyembuhan?
Tenangkan diri
Untuk meredakan kemarahan, coba teknik manajemen stres sederhana. Tarik nafas beberapa kali dan pikirkan sesuatu yang membuat Anda senang. Misalnya pemandangan alam yang indah, atau seseorang yang Anda cintai.
Jangan tunggu permintaan maaf
Sering kali, orang yang telah menyakiti Anda tidak berniat meminta maaf. Mereka mungkin memang berniat menyakiti atau melakukannya secara tidak sengaja. Menunggu permintaan maaf dari seseorang adalah perbuatan yang sia-sia. Memaafkan tidak melulu harus berekonsiliasi dengan orang yang membuat Anda marah dan meminta maaf atas tindakannya.
Kontrol diri
Memutar ulang rasa terluka Anda secara berkali-kali semakin memberikan kekuatan bagi orang yang menyebabkannya. Dari pada berkutat dengan perasaan terluka, lebih baik belajat menemukan cinta, keindahan, dan kebaikan di sekitar Anda.
Perspektif lain
Coba melihat suatu hal dari sudut pandang berbeda. Jika Anda berempati dengan orang tersebut, Anda mungkin menyadari dia melakukan suatu hal karena ketidaktahuan atau bahkan rasa sayang.
Maafkan diri sendiri
Bagi sebagian orang, memaafkan diri sendiri merupakan tantangan terberat. Tapi, jika tidak dilakukan, hal itu dapat merampok kepercayaan diri Anda.
Yang mengejutkan, memaafkan ternyata bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. ''Orang yang memaafkan menunjukkan lebih sedikit depresi, kemarahan dan stres, serta memiliki harapan lebih,'' kata Frederick Luskin, Ph.D, penulis buku 'Forgive for Good.'
''Jadi, memaafkan dapat membantu menghemat pemakaian dan kerusakan organ, mengurangi penggunaan sistem kekebalan tubuh dan memungkinkan orang merasa lebih penting,'' imbuhnya.
Penelitian menunjukkan, orang yang memaafkan memiliki lebih banyak energi, nafsu makan lebih baik, dan pola tidur yang lebih baik. Lantas, bagaimana cara memulai penyembuhan?
Tenangkan diri
Untuk meredakan kemarahan, coba teknik manajemen stres sederhana. Tarik nafas beberapa kali dan pikirkan sesuatu yang membuat Anda senang. Misalnya pemandangan alam yang indah, atau seseorang yang Anda cintai.
Jangan tunggu permintaan maaf
Sering kali, orang yang telah menyakiti Anda tidak berniat meminta maaf. Mereka mungkin memang berniat menyakiti atau melakukannya secara tidak sengaja. Menunggu permintaan maaf dari seseorang adalah perbuatan yang sia-sia. Memaafkan tidak melulu harus berekonsiliasi dengan orang yang membuat Anda marah dan meminta maaf atas tindakannya.
Kontrol diri
Memutar ulang rasa terluka Anda secara berkali-kali semakin memberikan kekuatan bagi orang yang menyebabkannya. Dari pada berkutat dengan perasaan terluka, lebih baik belajat menemukan cinta, keindahan, dan kebaikan di sekitar Anda.
Perspektif lain
Coba melihat suatu hal dari sudut pandang berbeda. Jika Anda berempati dengan orang tersebut, Anda mungkin menyadari dia melakukan suatu hal karena ketidaktahuan atau bahkan rasa sayang.
Maafkan diri sendiri
Bagi sebagian orang, memaafkan diri sendiri merupakan tantangan terberat. Tapi, jika tidak dilakukan, hal itu dapat merampok kepercayaan diri Anda.
No comments:
Post a Comment