Presiden Venezuela Hugo Chavez, Minggu (25/7/2010), mengancam memutuskan pasokan minyak ke Amerika Serikat jika tetap mendukung serangan militer Kolombia terhadap Venezuela.
Chavez mengingatkan agar Amerika tak ikut campur dalam krisis itu. Chavez memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia, Kamis lalu. Itu sebagai reaksi terhadap Presiden Kolombia Alvaro Uribe yang menuduh bahwa 1.500 gerilyawan Kolombia telah mendirikan kamp untuk memulai serangan dari wilayah Venezuela.
"Kami akan menghentikan pengiriman minyak ke Amerika Serikat, sekalipun setiap orang di sana harus makan batu," kata Chavez, pemimpin berhaluan kiri yang disegani itu. Ia menyatakan, jika Kolombia menyerang negerinya dan didorong kekaisaran Yankee, "Kami takkan mengirim setetes minyak pun."
Venezuela dalah salah satu anggota Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC), sekaligus produsen dan pengekspor terbesar minyak Amerika Selatan.
Chavez mengaku punya laporan intelijen bahwa "kemungkinan agresi militer terhadap wilayah Venezuela dari Kolombia" lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya "selama 10 tahun terakhir".
"Semuanya mengarah kepada Pemerintah Kolombia dan bahkan terlebih lagi ke Amerika Serikat, di sanalah terdapat orang yang bersalah," kata Chavez, penentang kesepakatan pangkalan militer AS-Kolombia tahun lalu.
Angkatan Bersenjata Venezuela di sepanjang perbatasan dengan Kolombia ditempatkan "dalam kondisi siaga maksimal" oleh Chavez guna mencegah kemungkinan penyusupan militer.
Saat ini, terdapat 20.000 prajurit yang digelar di sepanjang 2.000 kilometer perbatasan dengan Kolombia.
Seperti diketahui, Amerika Serikat pada Jumat lalu mendukung sekutu utamanya, Kolombia, yang sedang berkonfrontasi dengan Venezuela. Washington menyebut keputusan Chavez memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia serta menyiagakan tentara di perbatasan adalah "reaksi yang mudah tersinggung" terhadap tuduhan Bogota.
Chavez, Ahad, mengisyaratkan kemungkinan peredaan ketegangan dengan Kolombia ketika presiden terpilih, Juan Manuel Santos, menggantikan Uribe pada 7 Agustus.
No comments:
Post a Comment