Tidak hanya posisi bercinta saja yang bisa menentukan kenikmatan dalam bercinta, tetapi perlu memperhatikan kondisi, waktu, dan lokasi bercinta sangat berpengaruh. Bagaimana dan kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan senggama ?
HUBUNGAN seks bagi pasangan suami istri ternyata juga memiliki sejumlah aturan khusus.
“Hendaknya seseorang tidak melakukan sanggama ketika perutnya terisi (sedang kenyang). Sebaiknya ia bergerak-gerak sedikit untuk mengosongkan makanan dari perut besar (tempat pencernaan). Kemudian setelah melakukan sanggama, hendaknya ia tidur. Selain itu, seseorang tidak melakukan sanggama ketika perutnya kosong, karena hal itu dapat membahayakannya. Tubuhnya pun akan terasa berat, sehingga hasrat yang bersifat alami akan padam,” tulis Muhammad al-Baz lewat bukunya yang berjudul “Arabic Kamasutra”.
Muhammad al-Baz juga menjelaskan, sanggama yang baik sebaiknya
dilakukan ketika makanan turun dari perut besar dan proses pencernaan telah selesai.
“Anda harus ingat, sanggama harus dihindari ketika kondisi pencernaan sedang buruk, ketika sering terjadi pengeluaran dari alat pencernaan, baik berupa muntah-muntah maupun diare, ketika air seni sedang mengalir dan akan keluar, ketika kotoran akan keluar, dan ketika terjadi pendarahan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, sanggama juga harus dihindari ketika cuaca sangat panas dan ketika orang yang bersanggama di daerah yang sangat panas. Sedangkan waktu paling tepat untuk bersanggama adalah ketika libido memuncak atau nafsu seksual menguat.
”Hendaknya ia juga tidak berlama-lama dalam menahan air maninya. Jika ia melampaui batas waktu itu (ia bersanggama dengan berlebihan kapan saja dan sekehendaknya), maka hal itu menunjukkan bahwa ia tidak lagi ingin menjaga kesehatan tubuhnya. Hendaknya ia sadar diri dan kembali menjaga kesehatan tubuhnya,” rinci Muhammad al-Baz.
Beberapa cara dalam bersanggama yang buruk dipaparkan Muhammad al-Baz, seperti melakukannya dengan berdiri, sehingga dapat membahayakan pinggul, melakukannya dengan posisi tubuh miring bagi orang yang memiliki tulang rusuk yang lemah, dan melakukannya dengan duduk sehingga air mani tidak mudah keluar, dapat menimbulkan rasa sakit pada perut, bahkan dapat menimbulkan pembengkakan pada batang zakar.@Okezone
HUBUNGAN seks bagi pasangan suami istri ternyata juga memiliki sejumlah aturan khusus.
“Hendaknya seseorang tidak melakukan sanggama ketika perutnya terisi (sedang kenyang). Sebaiknya ia bergerak-gerak sedikit untuk mengosongkan makanan dari perut besar (tempat pencernaan). Kemudian setelah melakukan sanggama, hendaknya ia tidur. Selain itu, seseorang tidak melakukan sanggama ketika perutnya kosong, karena hal itu dapat membahayakannya. Tubuhnya pun akan terasa berat, sehingga hasrat yang bersifat alami akan padam,” tulis Muhammad al-Baz lewat bukunya yang berjudul “Arabic Kamasutra”.
Muhammad al-Baz juga menjelaskan, sanggama yang baik sebaiknya
dilakukan ketika makanan turun dari perut besar dan proses pencernaan telah selesai.
“Anda harus ingat, sanggama harus dihindari ketika kondisi pencernaan sedang buruk, ketika sering terjadi pengeluaran dari alat pencernaan, baik berupa muntah-muntah maupun diare, ketika air seni sedang mengalir dan akan keluar, ketika kotoran akan keluar, dan ketika terjadi pendarahan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, sanggama juga harus dihindari ketika cuaca sangat panas dan ketika orang yang bersanggama di daerah yang sangat panas. Sedangkan waktu paling tepat untuk bersanggama adalah ketika libido memuncak atau nafsu seksual menguat.
”Hendaknya ia juga tidak berlama-lama dalam menahan air maninya. Jika ia melampaui batas waktu itu (ia bersanggama dengan berlebihan kapan saja dan sekehendaknya), maka hal itu menunjukkan bahwa ia tidak lagi ingin menjaga kesehatan tubuhnya. Hendaknya ia sadar diri dan kembali menjaga kesehatan tubuhnya,” rinci Muhammad al-Baz.
Beberapa cara dalam bersanggama yang buruk dipaparkan Muhammad al-Baz, seperti melakukannya dengan berdiri, sehingga dapat membahayakan pinggul, melakukannya dengan posisi tubuh miring bagi orang yang memiliki tulang rusuk yang lemah, dan melakukannya dengan duduk sehingga air mani tidak mudah keluar, dapat menimbulkan rasa sakit pada perut, bahkan dapat menimbulkan pembengkakan pada batang zakar.@Okezone
No comments:
Post a Comment