Merasa mahir dalam matematika? Jika ya, sudah sewaajarnya Anda mengikuti tantangan yang disampaikan bankir asal Texas, D. Andrew Beal.
Tantangannya adalah menyelesaikan rumusan bilangan matematika Beal Conjecture. Beal menyediakan hadiah US$1 juta, setara Rp 9,8 miliar, bagi siapapun yang dapat memecahkan rumus itu, dilansir Business Insider, 9 Juni 2013.
Andrew Beal yang juga mempelajari matematika secara otodidak, merupakan orang yang menelorkan rumus Beal Conjecture. Rumus ini telah memecahkan rumus legendaris sebelumnya, Last Theorem, pada 1993 lalu.
Teori Last Theorem merupakan rumus besutan Pierre de Fermat pada 1637. Sepanjang ratusan tahun, rumus itu tak terpecahkan solusinya sampai munculnya teori Beal Conjecture.
Teori Last Theorem menyatakan tidak ada bilangan bulat a, b dan c yang dapat memenuhi persamaan ax + bx = cx, dengan catatan bilangan bulat lebih besar dari 2.
Sedangkan, teori Beal Conjecture, menyatakan jika a, b, c, x, y, dan z semuanya merupakan bilangan bulat dan x, y dan z lebih besar dari 2. Teori itu terwujud dalam persamaan, ax + by = cz.
Nah, persamaan itu hanya mungkin terjadi dengan syarat bilangan a,b dan c merupakan bilangan prima.
Teori Beal dianggap sebagai satu-satunya solusi untuk persamaan yang dihasilkan oleh Fermat, dengan catatan a, b, dan c merupakan bilangan prima.
Untuk itu, melalui komunitas matematika, American Mathematical Society (AMS), Andrew Beal menantang siapapun yang dapat memecahkan rumus Beal itu.
Ingin jadi jutawan mendadak? Tak ada salahnya Anda coba memecahkan soal Beal di tautan ini.
Dikutip Dailymail, juru bicara AMS, Michael Breen, mengatakan bahwa menciptakan sebuah solusi untuk sebuah persamaan lebih sulit.
Buktinya, selama ratusan tahun, lembaga matematika itu belum dapat mempublikasikan solusi problem matematika.
Andrew Beal mengaku rela menggelar sayembara itu karena ingin menginspirasi generasi muda agar tertarik pada profesi matematika dan sains.
Beal sejatinya sudah membuka tantangan itu sejak 1997 lalu. Saat itu, ia siap memberikan hadiah US$5.000, atau Rp49 juta kepada siapapun yang bisa memecahkan solusi rumusan besutannya.
Karena tak ada yang bisa memecahkan, tawaran yang diberikannya semakin meningkat, hingga hari ini mencapai US$1 juta.
Tantangannya adalah menyelesaikan rumusan bilangan matematika Beal Conjecture. Beal menyediakan hadiah US$1 juta, setara Rp 9,8 miliar, bagi siapapun yang dapat memecahkan rumus itu, dilansir Business Insider, 9 Juni 2013.
Andrew Beal yang juga mempelajari matematika secara otodidak, merupakan orang yang menelorkan rumus Beal Conjecture. Rumus ini telah memecahkan rumus legendaris sebelumnya, Last Theorem, pada 1993 lalu.
Teori Last Theorem merupakan rumus besutan Pierre de Fermat pada 1637. Sepanjang ratusan tahun, rumus itu tak terpecahkan solusinya sampai munculnya teori Beal Conjecture.
Teori Last Theorem menyatakan tidak ada bilangan bulat a, b dan c yang dapat memenuhi persamaan ax + bx = cx, dengan catatan bilangan bulat lebih besar dari 2.
Sedangkan, teori Beal Conjecture, menyatakan jika a, b, c, x, y, dan z semuanya merupakan bilangan bulat dan x, y dan z lebih besar dari 2. Teori itu terwujud dalam persamaan, ax + by = cz.
Nah, persamaan itu hanya mungkin terjadi dengan syarat bilangan a,b dan c merupakan bilangan prima.
Teori Beal dianggap sebagai satu-satunya solusi untuk persamaan yang dihasilkan oleh Fermat, dengan catatan a, b, dan c merupakan bilangan prima.
Untuk itu, melalui komunitas matematika, American Mathematical Society (AMS), Andrew Beal menantang siapapun yang dapat memecahkan rumus Beal itu.
Ingin jadi jutawan mendadak? Tak ada salahnya Anda coba memecahkan soal Beal di tautan ini.
Dikutip Dailymail, juru bicara AMS, Michael Breen, mengatakan bahwa menciptakan sebuah solusi untuk sebuah persamaan lebih sulit.
Buktinya, selama ratusan tahun, lembaga matematika itu belum dapat mempublikasikan solusi problem matematika.
Andrew Beal mengaku rela menggelar sayembara itu karena ingin menginspirasi generasi muda agar tertarik pada profesi matematika dan sains.
Beal sejatinya sudah membuka tantangan itu sejak 1997 lalu. Saat itu, ia siap memberikan hadiah US$5.000, atau Rp49 juta kepada siapapun yang bisa memecahkan solusi rumusan besutannya.
Karena tak ada yang bisa memecahkan, tawaran yang diberikannya semakin meningkat, hingga hari ini mencapai US$1 juta.
No comments:
Post a Comment