Dear orang yang mengantre di ATM,
Saya tahu bahwa mengantre itu adalah hal yang menyebalkan. Tapi saya juga tahu kalau mengantre itu menunjukan bahwa kita ini berbudaya, bahwa kita ini berpendidikan dan tahu etika. Saya pun tahu nggak ada waktu yang nggak berharga—saya tahu kalau Anda terburu-buru karena harus meeting dengan klien penting, mengejar jadwal keberangkatan pesawat , atau harus jemput anak di sekolah.
Memang jumlah ATM kadang tidak sebanding dengan jumlah orang yang membutuhkan jasanya, walaupun saya yakin semua bank di Indonesia berlomba-lomba untuk memperluas jaringan ATM. Namun sembari kita menunggu sampai teknologi memungkinkan ada satu ATM untuk setiap satu orang, mungkin kita harus berpikir tentang beberapa hal.
1. Daripada mengantre sambil sibuk online di ponsel—mengecek timeline Twitter, membaca berita, update status di Facebook— sebaiknya keluarkan kartu ATM dari dompet. Kalau mau transfer-transfer, jangan lupa siapkan nomor rekening yang dituju, dan kalau mau bayar-bayar, siapkan juga nomor-nomor yang dibutuhkan sehingga menghemat waktu dan nggak bikin kesal orang yang antre di belakang.
2. Kalau Anda hanya sedang perlu ke ATM untuk bayar tagihan, transfer, tanpa perlu menarik uang tunai, apa ya nggak sebaiknya melihat kanan-kiri dulu, ada nggak ATM non tunai di sekitar situ? Belakangan ini makin banyak ATM nontunai di mana-mana. Kasihan, kan, orang yang memang benar-benar butuh mengambil uang tunai harus antre lama di belakang kita?
3. Misalnya ternyata nggak ada ATM nontunai, tapi kita mau melakukan lebih dari tiga transaksi transfer/bayar tagihan di ATM, nggak ada salahnya kalau kita minta izin orang di belakang kita. Barangkali dia hanya mau melakukan satu kali penarikan, sementara daftar transfer kita masih banyak. Nggak ada salahnya mendahulukan orang lain demi kenyamanan diri sendiri.
4. Kalau mengantre di ATM tanpa kubikel tertutup, jaga jarak dengan orang yang sedang bertransaksi. Nggak enak, kan, kesannya kita ingin tahu banget transaksi orang.
5. Seandainya memang sedang dalam kondisi yang sangat mendesak dan butuh banget menggunakan ATM, kenapa tidak minta izin saja kepada orang di depan kita untuk bisa menggunakan ATM terlebih dahulu? Jauh lebih baik daripada memotong antrean. Dan sebaliknya, kita juga mesti berempati kepada orang lain yang memang sedang dalam keadaan terdesak untuk ambil uang—bagaimana kalau kita berada dalam posisi mereka?
Kalau dipikir-pikir, nggak susah kan sebenarnya? Kalau kita sudah bisa mengantre dengan tertib, kenapa nggak meningkatkan nilainya dengan melakukan hal-hal di atas?
Saya tahu bahwa mengantre itu adalah hal yang menyebalkan. Tapi saya juga tahu kalau mengantre itu menunjukan bahwa kita ini berbudaya, bahwa kita ini berpendidikan dan tahu etika. Saya pun tahu nggak ada waktu yang nggak berharga—saya tahu kalau Anda terburu-buru karena harus meeting dengan klien penting, mengejar jadwal keberangkatan pesawat , atau harus jemput anak di sekolah.
Memang jumlah ATM kadang tidak sebanding dengan jumlah orang yang membutuhkan jasanya, walaupun saya yakin semua bank di Indonesia berlomba-lomba untuk memperluas jaringan ATM. Namun sembari kita menunggu sampai teknologi memungkinkan ada satu ATM untuk setiap satu orang, mungkin kita harus berpikir tentang beberapa hal.
1. Daripada mengantre sambil sibuk online di ponsel—mengecek timeline Twitter, membaca berita, update status di Facebook— sebaiknya keluarkan kartu ATM dari dompet. Kalau mau transfer-transfer, jangan lupa siapkan nomor rekening yang dituju, dan kalau mau bayar-bayar, siapkan juga nomor-nomor yang dibutuhkan sehingga menghemat waktu dan nggak bikin kesal orang yang antre di belakang.
2. Kalau Anda hanya sedang perlu ke ATM untuk bayar tagihan, transfer, tanpa perlu menarik uang tunai, apa ya nggak sebaiknya melihat kanan-kiri dulu, ada nggak ATM non tunai di sekitar situ? Belakangan ini makin banyak ATM nontunai di mana-mana. Kasihan, kan, orang yang memang benar-benar butuh mengambil uang tunai harus antre lama di belakang kita?
3. Misalnya ternyata nggak ada ATM nontunai, tapi kita mau melakukan lebih dari tiga transaksi transfer/bayar tagihan di ATM, nggak ada salahnya kalau kita minta izin orang di belakang kita. Barangkali dia hanya mau melakukan satu kali penarikan, sementara daftar transfer kita masih banyak. Nggak ada salahnya mendahulukan orang lain demi kenyamanan diri sendiri.
4. Kalau mengantre di ATM tanpa kubikel tertutup, jaga jarak dengan orang yang sedang bertransaksi. Nggak enak, kan, kesannya kita ingin tahu banget transaksi orang.
5. Seandainya memang sedang dalam kondisi yang sangat mendesak dan butuh banget menggunakan ATM, kenapa tidak minta izin saja kepada orang di depan kita untuk bisa menggunakan ATM terlebih dahulu? Jauh lebih baik daripada memotong antrean. Dan sebaliknya, kita juga mesti berempati kepada orang lain yang memang sedang dalam keadaan terdesak untuk ambil uang—bagaimana kalau kita berada dalam posisi mereka?
Kalau dipikir-pikir, nggak susah kan sebenarnya? Kalau kita sudah bisa mengantre dengan tertib, kenapa nggak meningkatkan nilainya dengan melakukan hal-hal di atas?
Sumber : Yahoo.com
No comments:
Post a Comment