Televisi pemerintah Iran menyiarkan rekaman yang menurut mereka adalah pengakuan seorang wanita yang terancam hukuman mati dengan cara dirajam karena melakukan perzinahan.
Dalam wawancara yang disiarkan hari Rabu (13/08), Sakineh Mohammad Ashtiani secara terbuka mengaku bersekongkol untuk membunuh suaminya pada tahun 2005.
Penasehat hukum itu sekarang ada di Norwegia karena pihak berwenang Iran berupaya menangkap dia.
Aparat hukum Iran menunda sementara pelaksanaan hukuman rajam terhadap Sakineh bulan lalu karena ada protes internasional, tetapi ada kekhawatiran, dia mungkin akan segera dihukum gantung.
Wanita berusia 43 tahun ini mengatakan dia dipaksa mengakui dakwaan berzinah.
Pada bulan Mei 2006, pengadilan pidana di provinsi Azerbaijan Timur menjatuhkan vonis bersalah ke Sakineh Mohammad karena memiliki 'hubungan gelap' dengan dua pria lain setelah suaminya meninggal dunia.
Dia kena hukuman cambuk sebanyak 99 kali.
Tetapi pada bulan September, selama persidangan terhadap seorang pria yang dituduh membunuh suaminya, pengadilan lain dibuka lagi untuk kasus perzinahan berdasarkan berbagai peristiwa yang dituduh terjadi sebelum suami Sakineh Mohammad meninggal dunia.
Walaupun sudah menarik pengakuan yang menurut Sakineh dia lakukan dibawa tekanan, Sakineh didakwa melakukan "perzinahan sementara berstatus menikah" dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam.
Kasus pembunuhan
Pengakuan ibu dua orang anak ini bahwa dia terlibat dalam merencanakan pembunuhan suaminya, dilakukan dalam bahasa Azeri dan kemudian disulih ke dalam bahasa Farsi, disiarkan di salah satu saluran televisi milik pemerintah.
Wawancara ini tidak menyebutkan sama sekali soal hukuman rajam dan fokusnya jauh dari soal tuduhan berzinah.
Wanita dalam wawancara ini, wajahnya sengaja dikaburkan, mengakui berperan dalam pembunuhan tahun 2005 walaupun sebelumnya Sakineh mengatakan kepada media Barat bahwa dia sudah dibebaskan dari segala dakwaan terlibat pembunuhan.
Dia mengatakan sepupu suaminya mengatakan padanya bahwa dia ingin membunuh suaminya, tetapi dia menganggap itu cuma lelucon.
"Belakangan saya sadar dia adalah pembunuhnya," kata wanita itu.
Suatu hari pria itu datang ke rumahnya dengan "segala peralatan yang diperlukan," tambah dia.
"Dia membawa peralatan listrik, kawat dan sarung tangan. Dia kemudian membunuh suami saya dengan menyetrum suami saya. Sebelumnya dia meminta saya pergi membawa anak-anak saya ke rumah nenek mereka."
Wanita ini juga mengecam pengacara Askineh, Mohammad Mostafaie karena mencampuri kasusnya.
"Kenapa dia membawa kasus saya ke televisi? Kenapa dia mempermalukan saya?"
Mostafaie sudah meninggalkan Iran dan sekarang mencari suaka di Norwegia karena pihak berwenang Iran berupaya menangkap dia.@BBC
Dalam wawancara yang disiarkan hari Rabu (13/08), Sakineh Mohammad Ashtiani secara terbuka mengaku bersekongkol untuk membunuh suaminya pada tahun 2005.
Penasehat hukum itu sekarang ada di Norwegia karena pihak berwenang Iran berupaya menangkap dia.
Aparat hukum Iran menunda sementara pelaksanaan hukuman rajam terhadap Sakineh bulan lalu karena ada protes internasional, tetapi ada kekhawatiran, dia mungkin akan segera dihukum gantung.
Wanita berusia 43 tahun ini mengatakan dia dipaksa mengakui dakwaan berzinah.
Pada bulan Mei 2006, pengadilan pidana di provinsi Azerbaijan Timur menjatuhkan vonis bersalah ke Sakineh Mohammad karena memiliki 'hubungan gelap' dengan dua pria lain setelah suaminya meninggal dunia.
Dia kena hukuman cambuk sebanyak 99 kali.
Tetapi pada bulan September, selama persidangan terhadap seorang pria yang dituduh membunuh suaminya, pengadilan lain dibuka lagi untuk kasus perzinahan berdasarkan berbagai peristiwa yang dituduh terjadi sebelum suami Sakineh Mohammad meninggal dunia.
Walaupun sudah menarik pengakuan yang menurut Sakineh dia lakukan dibawa tekanan, Sakineh didakwa melakukan "perzinahan sementara berstatus menikah" dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam.
Kasus pembunuhan
Pengakuan ibu dua orang anak ini bahwa dia terlibat dalam merencanakan pembunuhan suaminya, dilakukan dalam bahasa Azeri dan kemudian disulih ke dalam bahasa Farsi, disiarkan di salah satu saluran televisi milik pemerintah.
Wawancara ini tidak menyebutkan sama sekali soal hukuman rajam dan fokusnya jauh dari soal tuduhan berzinah.
Wanita dalam wawancara ini, wajahnya sengaja dikaburkan, mengakui berperan dalam pembunuhan tahun 2005 walaupun sebelumnya Sakineh mengatakan kepada media Barat bahwa dia sudah dibebaskan dari segala dakwaan terlibat pembunuhan.
Dia mengatakan sepupu suaminya mengatakan padanya bahwa dia ingin membunuh suaminya, tetapi dia menganggap itu cuma lelucon.
"Belakangan saya sadar dia adalah pembunuhnya," kata wanita itu.
Suatu hari pria itu datang ke rumahnya dengan "segala peralatan yang diperlukan," tambah dia.
"Dia membawa peralatan listrik, kawat dan sarung tangan. Dia kemudian membunuh suami saya dengan menyetrum suami saya. Sebelumnya dia meminta saya pergi membawa anak-anak saya ke rumah nenek mereka."
Wanita ini juga mengecam pengacara Askineh, Mohammad Mostafaie karena mencampuri kasusnya.
"Kenapa dia membawa kasus saya ke televisi? Kenapa dia mempermalukan saya?"
Mostafaie sudah meninggalkan Iran dan sekarang mencari suaka di Norwegia karena pihak berwenang Iran berupaya menangkap dia.@BBC
No comments:
Post a Comment