Gara-gara mencurigai anak gadisnya tak perawan lagi Nikolaus da Costa, 47 mencoba mengetes kegadisan anak kandungnya. Nikolaus bukan seorang dokter. Ia hanya pegawai Pos Idonesia Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Karena bukan dokter alat tes yang digunakan juga bukan peralatan medis. Tes dilakukan dengan cara mengajak berhubungan intim.
Ceritanya, selama ini Nikolaus menaruh curiga kepada anak kandungnya, sebut saja Bunga, 20 tahun. Ia mencurigai anaknya yang tercatat menjadi mahasiswi salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta Kupang itu sudah pernah berhubungan intim dengan kekasihnya.
Kecurigaan ini berawal saat kekasih Bunga bersama temannya menginap di rumah Nikolaus. Selama empat hari lamanya, kekasihnya yang orang Surabaya, Jawa Timur itu menginap di rumah beratap seng dan berdinding bebak itu. "Mereka menunggu kiriman ongkos pulang dari orang tuanya," kata ibu kandung korban, Elvira da Costa, 40 tahun, kepada Tempo akhir pekan lalu.
Karena curiga itu, Nikolaus kemudian memutar akal. Tepat pada 6 Agustus 2010 sekitar pukul 08.00 WITA, rupanya strategi yang dilancarkan Nikolaus berhasil. Saat ketiga anaknya yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan SMP sudah berangkaty ke sekolah, tinggallah dia, Bunga, istrinya, dan seorang putranya yang masih berumur 4 tahun di rumah. Karena istri dan putranya dianggap menghalangi aksinya, akhirnya Nikolaus meminta istrinya belanja ke pasar. Ia berikan uang Rp 120 ribu kepada istrinya. Berangkatlah sang istri dengan mengajak anaknya itu ke pasar.
Di sinilah, niat itu di mulai. Begitu kondisi rumah sepi, Nikolaus menarik anaknya ke kamarnya. "Saya tahu kamu tidak perawan lagi. Sekarang saya mau tes, karena kamu sudah tidur dengan pacar kamu kan," kata Nikolaus.
Spontan sang anak terkejut. Tanpa banyak kata, lalu Nikolaus mulai melancarkan serangan. Mula-mula ia membuka celana korban lalu meraba-raba kemaluan korban. Tak hanya itu sang ayah juga mencabut bulu kemaluannya.
Sang anak tak tinggal diam. Ia berteriak minta tolong. Namun Nikolaus mengancam akan membunuhnya. Beruntung sebelum tes keperawanan dilakukan sang istri datang. Saat itu ia melihat Bunga sedang menangis. "Karena masih ada bapaknya ia tak mau menceritakan," kata Elvira.
Begitu si bapak berangkat kerja, Bunga pun mengungkapkan semua ulah bapaknya tadi. Betapa kagetnya Elvira. Beberapa hari berselang ia pun nekad melaporkan peristiwa itu kepada kepolisian setempat.
Nikolaus tetap ngotot tak berniat memperkosa anaknya. Ia hanya mencurigai anaknya sudah pernah tidur dengan pacarnya. "Saya penasaran dan hanya ingin mengecek, apakah benar anak saya tidak perawan, tidak lebih dari itu," katanya.
Namun menurut Kepala satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Kupang, AKP Yeter Selan, apa yang dilakukan Nokolaus hanyalah modus belaka. "Itu hanya Alibi sebenarnya pelaku hendak memperkosa anaknya," katanya.@Tempo
Karena bukan dokter alat tes yang digunakan juga bukan peralatan medis. Tes dilakukan dengan cara mengajak berhubungan intim.
Ceritanya, selama ini Nikolaus menaruh curiga kepada anak kandungnya, sebut saja Bunga, 20 tahun. Ia mencurigai anaknya yang tercatat menjadi mahasiswi salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta Kupang itu sudah pernah berhubungan intim dengan kekasihnya.
Kecurigaan ini berawal saat kekasih Bunga bersama temannya menginap di rumah Nikolaus. Selama empat hari lamanya, kekasihnya yang orang Surabaya, Jawa Timur itu menginap di rumah beratap seng dan berdinding bebak itu. "Mereka menunggu kiriman ongkos pulang dari orang tuanya," kata ibu kandung korban, Elvira da Costa, 40 tahun, kepada Tempo akhir pekan lalu.
Karena curiga itu, Nikolaus kemudian memutar akal. Tepat pada 6 Agustus 2010 sekitar pukul 08.00 WITA, rupanya strategi yang dilancarkan Nikolaus berhasil. Saat ketiga anaknya yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan SMP sudah berangkaty ke sekolah, tinggallah dia, Bunga, istrinya, dan seorang putranya yang masih berumur 4 tahun di rumah. Karena istri dan putranya dianggap menghalangi aksinya, akhirnya Nikolaus meminta istrinya belanja ke pasar. Ia berikan uang Rp 120 ribu kepada istrinya. Berangkatlah sang istri dengan mengajak anaknya itu ke pasar.
Di sinilah, niat itu di mulai. Begitu kondisi rumah sepi, Nikolaus menarik anaknya ke kamarnya. "Saya tahu kamu tidak perawan lagi. Sekarang saya mau tes, karena kamu sudah tidur dengan pacar kamu kan," kata Nikolaus.
Spontan sang anak terkejut. Tanpa banyak kata, lalu Nikolaus mulai melancarkan serangan. Mula-mula ia membuka celana korban lalu meraba-raba kemaluan korban. Tak hanya itu sang ayah juga mencabut bulu kemaluannya.
Sang anak tak tinggal diam. Ia berteriak minta tolong. Namun Nikolaus mengancam akan membunuhnya. Beruntung sebelum tes keperawanan dilakukan sang istri datang. Saat itu ia melihat Bunga sedang menangis. "Karena masih ada bapaknya ia tak mau menceritakan," kata Elvira.
Begitu si bapak berangkat kerja, Bunga pun mengungkapkan semua ulah bapaknya tadi. Betapa kagetnya Elvira. Beberapa hari berselang ia pun nekad melaporkan peristiwa itu kepada kepolisian setempat.
Nikolaus tetap ngotot tak berniat memperkosa anaknya. Ia hanya mencurigai anaknya sudah pernah tidur dengan pacarnya. "Saya penasaran dan hanya ingin mengecek, apakah benar anak saya tidak perawan, tidak lebih dari itu," katanya.
Namun menurut Kepala satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Kupang, AKP Yeter Selan, apa yang dilakukan Nokolaus hanyalah modus belaka. "Itu hanya Alibi sebenarnya pelaku hendak memperkosa anaknya," katanya.@Tempo
No comments:
Post a Comment