Sebagai orang tua tentu mengajarkan anak balita untuk bicara baik dan sopan. Tapi bagaimana bila tiba-tiba si anak pandai bicara jorok dan sering mengucapkannya di lingkungan keluarga, walau hal itu tak pernah diajarkan oleh orangtuanya.
Orangtua mengkhawatirkan anak akan mendapatkan pengaruh buruk dari lingkungan dan mulai mencari-cari solusi bagaimana menjaga agar anak tidak terkontaminasi dengan yang buruk, termasuk kata jorok dan kasar.
Anak mengatakan kata kasar/jorok bisa karena menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.
Anak berkata jorok biasanya meniru teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi dapat memancing kekesalan orang lain. Bahkan si anak sedang mempelajari kata-kata baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.
Coba perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata jorok, agar bisa mengerti alasan mengapa si anak berkata jorok. Dengan mengetahui itu, orangtua akan lebih mudah mengatasinya.
Saat anak mengucapkan kata jorok, bisa ditanyakan kepada si anak, dari siapa anak tahu kata kata itu? Apakah anak tahu artinya apa? Dan tahukah akibat dari ucapan itu?
Anak usia 3-5 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata yang baru, apalagi di usia ini kemampuan bahasa dan menyerap informasi sedang berkembang dengan pesat.
Jika anak tidak mengetahui arti dari kata jorok tadi, orangtua dapat memberitahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika kata itu diucapkan kepada orang lain.
Bila ia mengucapkan kata jorok karena marah, orangtua bisa mengajarkannya dengan memberitahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya saat ia sedang marah.
Orangtua dapat memberitahu kepada si anak, tidak boleh menggunakan kata itu di dalam keluarga.
Ketimbang memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata jorok, lebih baik memberikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan, sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.
Jika kata jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkan dirinya ke sekolah lain tidaklah menyelesaikan masalah. Teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, dimana hal-hal yang dinilai baik dan buruk sulit dipisahkan.
Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya, justru memampukan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.
Orangtua mengkhawatirkan anak akan mendapatkan pengaruh buruk dari lingkungan dan mulai mencari-cari solusi bagaimana menjaga agar anak tidak terkontaminasi dengan yang buruk, termasuk kata jorok dan kasar.
Anak mengatakan kata kasar/jorok bisa karena menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.
Anak berkata jorok biasanya meniru teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi dapat memancing kekesalan orang lain. Bahkan si anak sedang mempelajari kata-kata baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.
Coba perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata jorok, agar bisa mengerti alasan mengapa si anak berkata jorok. Dengan mengetahui itu, orangtua akan lebih mudah mengatasinya.
Saat anak mengucapkan kata jorok, bisa ditanyakan kepada si anak, dari siapa anak tahu kata kata itu? Apakah anak tahu artinya apa? Dan tahukah akibat dari ucapan itu?
Anak usia 3-5 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata yang baru, apalagi di usia ini kemampuan bahasa dan menyerap informasi sedang berkembang dengan pesat.
Jika anak tidak mengetahui arti dari kata jorok tadi, orangtua dapat memberitahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika kata itu diucapkan kepada orang lain.
Bila ia mengucapkan kata jorok karena marah, orangtua bisa mengajarkannya dengan memberitahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya saat ia sedang marah.
Orangtua dapat memberitahu kepada si anak, tidak boleh menggunakan kata itu di dalam keluarga.
Ketimbang memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata jorok, lebih baik memberikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan, sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.
Jika kata jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkan dirinya ke sekolah lain tidaklah menyelesaikan masalah. Teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, dimana hal-hal yang dinilai baik dan buruk sulit dipisahkan.
Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya, justru memampukan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.
No comments:
Post a Comment