Ko-pilot pesawat Malaysia Airlines MH 370, Fariq Abdul Hamid (kiri), dan Kapten pesawat Zaharie Ahmad Shah (kanan). Boeing 777 Malaysia Airlines berkode MH 370 yang diterbangkan Zaharie dan Fariq dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Cina, hilang pada Sabtu, 8 Maret 2014. facebook.com
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Zaharie Ahmad Shah, 53 tahun, dikenal sebagai sosok pilot yang sangat senang menerbangkan pesawat Boeing 777. Jika sedang tidak terbang menggunakan pesawat betulan, Zaharie kerap menghabiskan waktu bermain simulator pesawat pada komputer dengan menggunakan pesawat yang kerap dia terbangkan itu. "Zaharie punya set simulator pesawat di rumahnya," ujar seorang mantan rekan kerja pilot tersebut, Ahad, 9 Maret 2014.
Zaharie merupakan kapten dalam penerbangan Malaysia Airlines MH 370. Pada Sabtu dinihari, 8 Maret 2014, dia membawa 239 orang, termasuk dirinya dan kru pesawat, ke Beijing, Cina. Namun, satu jam setelah lepas landas dari bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia, pesawat yang dia terbangkan menghilang dari radar dan tidak bisa dikontak.
Para staf Malaysia Airlines mengenal figur Zaharie sebagai pilot yang pintar. "Dia senang sekali dengan game komputer dan sangat mengenal seluk-beluk pesawat Boeing 777, pesawat favoritnya," ujar seorang rekan Zaharie di maskapai itu.
Zaharie resmi berprofesi sebagai pilot ada 1981. Ia bergabung dengan maskapai penerbangan nasional Malaysia. Zaharie yang menggemari teknologi navigasi penerbangan kerap kedatangan rekan-rekannya sesama pilot untuk berkonsultasi tentang teknologi terbaru dunia penerbangan. "Dia senang membantu juniornya," kata seorang kopilot yang pernah terbang bersama Zaharie.
Zaharie tinggal di satu rumah yang dekat dengan bandara internasional ibu kota Malaysia itu. Di laman Facebooknya, Zaharie memamerkan satu set komputer dengan tiga monitor yang biasa dia gunakan untuk memainkan simulator pesawat.
Akibat kegemaran Zaharie bermain simulator pesawat itu, rekan-rekannya kerap menggoda dia, "Pekerjaan kok dibawa sampai ke rumah?" ujar rekan Zaharie yang telah mengenalnya selama 20 tahun. Di laman Facebooknya pun Zaharie terlihat memang begitu menggemari pesawat. Dia punya banyak koleksi pesawat mainan, remote kontrol helikopter dan pesawat miniatur.
Oleh Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, Zaharie mendapat sertifikat instruktur. Artinya, dia bisa menjadi penguji dan pendamping pilot muda yang baru mulai bertugas. Para pejabat di departemen itu yakin bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines kemarin bukan akibat kesalahan Zaharie.
Sepanjang kariernya, Zaharie pernah menerbangkan aneka jenis pesawat, seperti Fokker F50s, Boeing 737s, dan Airbus A300 selama tiga dekade bersama Malaysia Airlines. Zaharie memiliki pengalaman 18.000 jam terbang.
Saat menerbangkan MH 370, Zaharie didampingi ko-pilotnya yang bernama Fariq Abdul Hamid. Fariq yang baru berusia 27 tahun telah memiliki 2.763 jam terbang dan bergabung dengan Malaysia Airlines sejak 2007 silam.
Zaharie merupakan kapten dalam penerbangan Malaysia Airlines MH 370. Pada Sabtu dinihari, 8 Maret 2014, dia membawa 239 orang, termasuk dirinya dan kru pesawat, ke Beijing, Cina. Namun, satu jam setelah lepas landas dari bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia, pesawat yang dia terbangkan menghilang dari radar dan tidak bisa dikontak.
Para staf Malaysia Airlines mengenal figur Zaharie sebagai pilot yang pintar. "Dia senang sekali dengan game komputer dan sangat mengenal seluk-beluk pesawat Boeing 777, pesawat favoritnya," ujar seorang rekan Zaharie di maskapai itu.
Zaharie resmi berprofesi sebagai pilot ada 1981. Ia bergabung dengan maskapai penerbangan nasional Malaysia. Zaharie yang menggemari teknologi navigasi penerbangan kerap kedatangan rekan-rekannya sesama pilot untuk berkonsultasi tentang teknologi terbaru dunia penerbangan. "Dia senang membantu juniornya," kata seorang kopilot yang pernah terbang bersama Zaharie.
Zaharie tinggal di satu rumah yang dekat dengan bandara internasional ibu kota Malaysia itu. Di laman Facebooknya, Zaharie memamerkan satu set komputer dengan tiga monitor yang biasa dia gunakan untuk memainkan simulator pesawat.
Akibat kegemaran Zaharie bermain simulator pesawat itu, rekan-rekannya kerap menggoda dia, "Pekerjaan kok dibawa sampai ke rumah?" ujar rekan Zaharie yang telah mengenalnya selama 20 tahun. Di laman Facebooknya pun Zaharie terlihat memang begitu menggemari pesawat. Dia punya banyak koleksi pesawat mainan, remote kontrol helikopter dan pesawat miniatur.
Oleh Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, Zaharie mendapat sertifikat instruktur. Artinya, dia bisa menjadi penguji dan pendamping pilot muda yang baru mulai bertugas. Para pejabat di departemen itu yakin bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines kemarin bukan akibat kesalahan Zaharie.
Sepanjang kariernya, Zaharie pernah menerbangkan aneka jenis pesawat, seperti Fokker F50s, Boeing 737s, dan Airbus A300 selama tiga dekade bersama Malaysia Airlines. Zaharie memiliki pengalaman 18.000 jam terbang.
Saat menerbangkan MH 370, Zaharie didampingi ko-pilotnya yang bernama Fariq Abdul Hamid. Fariq yang baru berusia 27 tahun telah memiliki 2.763 jam terbang dan bergabung dengan Malaysia Airlines sejak 2007 silam.
No comments:
Post a Comment