Monday, June 6, 2011

Pengasuh Pesantren Lirboyo Tertipu Rp 2 Miliar

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI- KH Imam Yahya Mahrus (63), salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo ditipu seseorang yang mengaku anggota Badan Intelijen Negara (BIN) hingga kehilangan uang Rp 2 miliar.

Selain melaporkan Ratno Basuki yang mengaku anggota BIN ke Polres Kediri, Imam juga melaporkan Suradji (41), warga Kelurahan Jati Mulyo, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten sebagai kaki tangan Ratno.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono kepada wartawan menjelaskan, penipuan itu bermula dari pertemuan korban dengan Ratno Basuki di rumah korban di Jl Abdul Karim, Kota Kediri, pertengahan Oktober 2009.

Saat itu Ratno mengaku punya teman yang bisa mencairkan dana bantuan senilai miliaran rupiah untuk yayasan pondok pesantren yang diasuh Imam. Teman yang dimaksud Ratno adalah Suradji yang mengaku berprofesi sebagai kontraktor.

Kepada Imam, Suradji menjelaskan, syarat pencairan bantuan, korban harus menyetorkan sejumlah uang untuk biaya administrasi. Uang itu harus disetor ke nomor rekening yang diberikan pelaku.

Sesuai kesepakatan, setoran uang administrasi itu dilakukan setiap bulan selama kurun waktu hampir dua tahun. Namun hingga setoran itu mencapai total Rp 2 miliar, kabar bantuan itu belum juga jelas.

Bahkan, kedua orang itu tidak pernah menjawab dengan tegas dan jelas ketika ditanya soal nasib bantuan yang dijanjikan itu. Di situlah, Imam sadar telah diporoti dan ditipu. Ia pun memutuskan melapor ke polisi.

Untuk mengusut kasus penipuan berkedok janji bantuan itu, polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi, di antaranya anak korban Reza Ahmad (31), dosen sebuah PTS di Kota Kediri serta Drs Mahromi (45), karyawan swasta. “Polisi masih menyelidiki kasusnya dengan meminta keterangan saksi-saksi,” jelas AKP Surono.

Polisi telah menyita sejumlah barang bukti yang terkait dengan penipuan di antaranya, empat lembar bukti setor, satu lembar surat pernyataan serta satu lembar foto copy KTP.

Imam sendiri belum dapat dikonfirmasi. Saat Surya bertandang ke kediamannya di Jl KH Abdul Karim, Kelurahan Lirboyo diperoleh penjelasan salah satu santrinya, Imam harus beristirahat total karena dalam proses penyembuhan. “Pak kiai masih istirahat karena sakit,” jelasnya.

Sedangkan Reza Ahmad saat dihubungi menjelaskan, pihaknya memang melaporkan kasus penipuan berkedok bantuan yayasan kepada aparat kepolisian. “Kami berharap kasusnya segera diselidiki,” jelasnya.

Terkait besarnya kerugian yang diderita Imam, kata Reza, orangtuanya telah mengirim uang sesuai permintaan pelaku dengan harapan mendapatkan bantuan dari donatur perorangan. “Karena ada kejanggalan masalahnya kami laporkan polisi,” tambahnya.

Reza juga mengatakan, ayahnya sedang bergelut dengan penyakit diabetes, sehingga memerlukan istirahat yang cukup. Tentang masalah penipuan yang menimpa ayahnya, ia mengaku baru mengenal Suradji sekitar tahun 2009 lalu.

Suradji, kata Reza, sering berkunjung ke pondok dan sering bersilaturahmi kepada para pengasuh, termasuk ayahnya.

“Saat itu ia mengatakan bisa menjadi mediator agar pondok mendapatkan dana bantuan untuk pengembangan dari luar negeri. Nominalnya cukup besar ada Rp 10 miliar,” ucapnya.

Karena melihat nominal yang cukup besar, Gus Reza merasakan dana ini bisa cukup bermanfaat untuk pengembangan pondok ke depan. Pihaknya akhirnya sepakat untuk mencoba mengajukan permintaan anggaran itu.

Ia juga menyebut, untuk mendapatkan dana itu, pengurus harus menyetorkan uang yang diberikan setiap bulan sebagai administrasi. Total yang sudah dikeluarkan untuk biaya administrasi demi mendapatkan anggaran Rp 10 miliar itu mencapai Rp 2 miliar yang merupakan uang pribadi dan uang yayasan. Uang itu diberikan lewat transfer bank.

Pihaknya merasa ganjil, ketika hingga setahun lebih belum ada kabar. Suradji ketika dihubungi pengasuh pondok tidak bisa memberikan kepastian, hanya janji-janji semata.

“Kalau kami sudah berupaya untuk selalu komunikasi tentang masalah ini. Tetapi kami tidak mendapatkan jawaban, akhirnya kami terpaksa laporkan masalah ini ke polisi,” ucap Reza yang saat ini masih berada di Jakarta.

Pihaknya berharap masalah ini segera diselesaikan. Ia juga meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, agar juga tidak terjadi pada orang maupun lembaga lainnya. dim/ant



sumber

No comments:

Post a Comment