Monday, June 6, 2011

Gawat, Indonesia Terancam Kehilangan Kelelawar

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso P

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan rumah bagi sekitar 225 spesies kelelawar. Salah satunya yang juga merupakan endemik Indonesia adalah rubah kelelawar jenis terbang raksasa. Kelelawar ini memiliki bentangan sayap hingga 6 feet (kaki). Sayang, mamalia ini terancam punah.

Hal ini dikemukakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof. Dr. Lukman Hakim saat membuka acara bertajuk Second South- East Asian International Bat Conference di Bogor, Senin (6/6/2011).

Lukman menengarai, punahnya kelelawar di Indonesia tidak terlepas dari eksploitasi karst (kapur) oleh manusia. Padahal, lokasi tersebut merupakan kediaman kelelawar.

Bukan hanya itu, ancaman punahnya kelelawar juga dipicu kegiatan speleologi ataupun Caving (penelusuran gua). Hal ini telah mengganggu ketenangan kelelawar dalam berhibernasi. Energi kelelawar bakal menurun saat ketenangannya terganggu oleh para caver.

Selain itu, penggunaan pestisida terhadap serangga-serangga yang dianggap hama, ternyata juga dapat mengganggu populasi kelelawar. Hal tersebut terjadi saat serangga yang telah tersiram pestisida itu dikonsumsi oleh kelelawar betina. Pestisida itu akan mempengaruhi air susu kelelawar tersebut.

"Sehingga bisa dibilang bahwa kelelawar adalah komponen penting dalam fauna di Asia Tenggara yang terancam punah" ujarnya.

Padahal, kelelawar dapat sangat membantu untuk menyeimbangkan ekosistem, termasuk membantu kehidupan sehari-hari manusia.

Satu koloni kelelawar dapat mengkonsumsi berton-ton serangga setiap sore, saat kelelawar-kelelawar keluar dari sarangnnya untuk mencari makan. Sebagai perbandingan, seekor kelelawar coklat dapat mengkonsumsi 600 serangga dalam waktu satu jam.

"Bisa dibilang dengan kelelawar setidaknya dapat menghemat penggunaan pestisida hingga lima puluh persen" tambahnya.

Di Indonesia, kelelawar juga berperan penting dalam penyebaran benih buah-buah tropis seperti mangga, rambutan, duku hingga durian. "Bahkan ada sejumlah buah yang proses reproduksinya hanya bergantung pada kelelawar," imbuhnya.


sumber

No comments:

Post a Comment