Sunday, June 5, 2011

Kemenkes Waspadai Ancaman E.coli dari Eropa

Jakarta, Meski terjadi di Eropa, serangan bakteri mematikan Escherichia coli atau E.coli direspons serius oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Masyarakat diimbau mewaspadai strain terbaru E.coli dari Eropa yang sangat mematikan ini.

Dirjen Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa sebagian besar stain atau jenis E.coli sebenarnya tidak berbahaya. Bakteri ini juga dapat ditemukan di usus manusia maupun binatang berdarah panas.

Namun bakteri yang menyerang Eropa 2 pekan terakhir ini merupakan strain terbaru E.coli yang sangat mematikan karena bisa memicu perdarahan parah. Strain baru yang konon kebal terhadap antibiotik ini dinamakan Enterohaemorrhagic Escherichia coli atau EHEC.

"Strain E.coli tertentu seperti EHEC ini akan dapat menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan seperti yang terjadi di Eropa sekarang ini," ungkap Prof Tjandra Yoga dalam rilis yang diterima detikHealth, Minggu (5/6/2011).

Gejala infeksi EHEC menurut Prof Tjandra Yoga antara lain berupa sakit perut seperti kram disertai diare, yang pada sebagian kasus dapat mengeluarkan darah (haemorrhagic colitis). Gejala lain yang sering menyertainya adalah demam serta mual-muntah.

Masa inkubasi EHEC berkisar antara 3 hingga 8 hari, atau rata-rata 4 hari. Sebagian besar bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hari, namun dalam kasus tertentu seperti yang terjadi di Eropa, infeksi bisa berlanjut menjadi Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS).

Gejala HUS cukup serius, di antaranya adalah gagal ginjal akut yang disertai kerusakan pada sel-sel darah merah, gangguan saraf, stroke dan koma. Diperkirakan sekitar 10 persen dari pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut ke HUS, dengan tingkat kematian sebesar 3-5 persen.

Prof Tjandra Yoga menambahkan, sejak pertengahan Mei hingga 2 Juni 2010 bakteri EHEC telah menginfeksi 1.733 orang di Jerman dengan korban tewas mencapai 17 orang. Sebanyak 6 korban tewas dengan gejala HUS, sedangkan 11 lainnya positif terinfeksi EHEC.

Di negara lainnya, jumlah kasus yang dilaporkan adalah sebagai berikut.



Negara kasus HUS kasus EHEC
Jerman 520 1.213
Austria 0 2
Republik Czech 0 1
Denmark 7 10
Prancis 0 6
Belanda 4 4
Norwegia 0 1
Spanyol 1 0
Swedia 15 28
Swiss 0 2
Inggris 3 4
Amerika Serikat 2 0


Untuk mengantisipasi masuknya EHEC ke Indonesia, Kemenkes telah memerintahkan seluruh pelabuhan untuk mewaspadai orang-orang yang baru datang dari Eropa dan mengalami diare. Edaran mengenai bahaya EHEC juga telah disampaikan ke seluruh Dinas Kesehatan Provinsi se-Indonesia.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, antara lain dengan mencuci tangan pakai sabun setelah Buang Air Besar (BAB). Sementar itu 5 kunci untuk menjamin keamanan pangan seperti direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah sebagai berikut.


  1. Jaga kebersihan
  2. Pisahkan bahan mentah dengan bahan matang
  3. Masak makanan sampai matang
  4. Jaga makanan pada suhu aman
  5. Gunakan air bersih untuk mencuci bahan makan.
  sumber

No comments:

Post a Comment